
Panduan Praktis Menanam Terong di Halaman Belakang
Terong menjadi sayuran yang mudah tumbuh di iklim tropis. Selain itu, perawatannya tidak rumit dan panennya cukup cepat. Selain bermanfaat untuk dapur, terong juga menyerap karbon dioksida dan menyegarkan suasana halaman rumahmu. Dengan mengikuti panduan praktis menanam terong, kamu bisa menanam sendiri, menghindari pestisida, dan menghemat biaya dapur harian. Terong juga mengandung antioksidan yang tinggi. Maka dari itu, tidak ada alasan untuk tidak mencoba. Apalagi jika kamu ingin memulai kebun mandiri yang produktif.
Persiapan Lahan dan Wadah Tanam
Pertama, siapkan tanah gembur yang memiliki drainase baik. Kamu bisa gunakan pekarangan langsung atau pot besar jika lahannya sempit. Tanah yang subur harus kaya humus, berpasir, dan tidak becek. Hindari tanah yang terlalu liat atau keras saat musim kemarau. Jika memakai pot, pastikan memiliki lubang di bagian bawah. Tujuannya agar air tidak menggenang dan akar tidak membusuk. Transisi dari kebun ke pot bisa kamu lakukan jika lahan tidak mencukupi atau ingin fleksibel dalam penempatan. Gunakan media tanam berupa campuran tanah, sekam, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Campuran ini sangat cocok untuk pertumbuhan terong.
Memilih Benih Terong Berkualitas
Benih memegang peran penting dalam keberhasilan menanam terong. Pilih benih unggul yang tahan hama dan cepat berbuah. Beli benih dari toko pertanian terpercaya. Atau gunakan benih dari buah terong matang yang kamu keringkan secara alami. Rendam benih dalam air hangat selama 3–4 jam. Buang benih yang mengambang karena biasanya tidak akan tumbuh sempurna. Lakukan penyemaian di tray atau polybag kecil. Media semai bisa berupa tanah campur kompos yang lembab dan gembur. Simpan semaian di tempat teduh namun tetap terang. Siram dua kali sehari hingga benih tumbuh daun sejati.
Menanam Bibit ke Lahan
Bibit bisa dipindahkan ke lahan setelah berusia 3–4 minggu atau memiliki minimal empat helai daun sejati. Lakukan penanaman saat sore hari agar tanaman tidak stres karena panas matahari. Buat lubang tanam sedalam 15–20 cm. Beri jarak antar lubang sekitar 60 cm agar tanaman bisa tumbuh optimal. Masukkan bibit ke lubang, tutup dengan tanah, lalu tekan ringan agar akar tertanam sempurna. Langkah ini sangat penting dalam membentuk struktur kebun mandiri yang rapi dan produktif di pekarangan sendiri.
Perawatan Terong agar Subur
Siram tanaman setiap pagi dan sore hari. Hindari penyiraman berlebihan karena akar bisa cepat membusuk. Jika cuaca mendung atau hujan, cukup siram sekali sehari atau saat tanah terlihat mulai kering. Berikan pupuk organik seperti kompos setiap dua minggu sekali. Pupuk kandang juga sangat baik untuk menunjang pertumbuhan daun dan buah. Kamu juga bisa membuat pupuk cair dari air cucian beras atau air sisa dapur sebagai solusi hemat di kebun mandiri. Cabut gulma di sekitar tanaman secara rutin agar nutrisi tidak terserap oleh rumput liar. Gunakan tangan atau alat kecil. Lakukan penyiangan ringan agar tanah tetap gembur. Akar terong menyukai sirkulasi udara yang baik dari tanah yang tidak padat.
Menangani Hama dan Penyakit
Terong rentan terhadap ulat daun, kutu daun, dan hama penggerek buah. Namun, kamu bisa mengatasi dengan cara alami. Semprotkan larutan bawang putih dan cabai yang sudah dihaluskan. Tambahkan sedikit sabun cair agar larutan menempel. Gunakan perangkap kuning lengket untuk menangkap serangga terbang. Alat ini ampuh mengurangi populasi hama dalam kebun mandiri. Hindari penggunaan pestisida kimia jika kamu ingin hasil yang sehat dan aman dikonsumsi keluarga. Jika daun mulai menguning atau berlubang, segera potong bagian yang rusak. Tindakan cepat mencegah penyebaran penyakit lebih luas.
Waktu Panen Terong
Terong siap panen sekitar 70–80 hari setelah tanam. Buah biasanya berwarna ungu pekat dan mengilap saat siap dipetik. Panen saat buah masih keras dan belum terlalu besar. Terong yang terlalu tua akan terasa pahit saat dimasak. Gunakan gunting tajam saat memetik agar batang tidak rusak. Sisakan sebagian tangkai buah agar tanaman tetap tumbuh sehat. Panen bisa berlangsung selama dua hingga tiga bulan ke depan. Pastikan terus merawat tanaman agar produksi tidak menurun. Hasil panen dari kebun mandiri bisa kamu konsumsi sendiri, dibagikan ke tetangga, atau bahkan dijual secara kecil-kecilan.